PELUANG BISNIS USAHA Cikarang

PELUANG BISNIS USAHA Cikarang

PELUANG BISNIS USAHA Cikarang
Seringkali trader mengalami kesulitan dalam menentukan di mana seharusnya menempatkan stop loss. Pertanyaan ini terutama sering terlontar dari para pemula. Namun cukup mengejutkan ketika pertanyaan tersebut datang dari trader yang telah beberapa bulan aktif melakukan trading. Padahal, dalam menjalankan strategi forex trading, seorang trader mutlak harus menerapkan manajemen resiko.

PELUANG BISNIS USAHA Cikarang
Menempatkan stop-loss dengan benar
Penempatan stop-loss yang terlalu dekat seringkali berakhir dengan “tragis”, yaitu ketika harga menyentuh level stop-loss – benar-benar hanya menyentuh, tidak tembus – lalu kemudian tanpa basa-basi langsung berbalik arah, justru sesuai dengan arah posisi transaksi sebelumnya. Pengalaman yang menyakitkan, sehingga seringkali menggiring mindset para trader untuk tidak memasang stop-loss sama sekali. Padahal ini berbahaya.

Ada banyak cara menentukan level stop-loss. Dengan cara yang klasik, misalnya, Anda bisa mempergunakan level-level support dan resistance. Untuk menentukan support dan resistance pun ada berbagai macam cara. Anda bisa memanfaatkan area puncak (top) atau lembah (trough/bottom) dari chart yang Anda lihat. Untuk mempelajari lebih detil mengenai dasar-dasar support dan resistance, Anda bisa mengunjungi laman belajar forex kami.

Selain memanfaatkan support dan resistance, Anda juga bisa mempergunakan perhitungan pivot, Fibonacci retracement, dan lain-lain. Nah, di antara sekian banyak metode yang bisa dipergunakan untuk menentukan stop-loss, ada satu indikator teknikal yang bisa Anda manfaatkan, yaitu Average True Range (ATR). Strategi ini memang belum seterkenal pivot atau Fibonacci, yang memang telah populer di jagad forex trading, namun tidak ada salahnya Anda mengetahui metode ATR ini. Siapa tahu cocok dengan style trading Anda.

PELUANG BISNIS USAHA Cikarang

PELUANG BISNIS USAHA Cikarang

Apa itu ATR?
ATR adalah indikator yang bisa berfungsi untuk “mengukur” volatilitas pasar. Indikator ini pertama kali diperkenalkan oleh Welles Wilder di bukunya yang berjudul “New Concepts in Technical Trading Systems”. Sejak saat itu, indikator ini dipergunakan sebagai komponen dari beberapa indikator lain dan sistem trading.

ATR seringkali bisa mencapai nilai yang tinggi di saat harga sedang berada di “bottom” setelah terjadinya kejatuhan yang tajam pasca “panic selling”. Jika indikator tersebut secara konstan memperlihatkan nilai yang rendah, biasanya pasar berada dalam keadaan yang sideway. Jika ATR memperlihatkan kenaikan yang signifikan, bisa jadi itu merupakan pertanda bahwa volatilitas (kemungkinan) akan semakin tinggi.

PELUANG BISNIS USAHA Cikarang
Strategi manajemen resiko untuk forex trading
Telah disebutkan sebelumnya bahwa ATR bisa kita manfaatkan untuk menentukan berapa besar stop-loss yang harus kita pasang. Sebelum kita bahas tentang hal tersebut, mari kita lihat tampilan ATR di chart.

Indikator yang berada di bawah chart itulah ATR. Jika Anda lihat di bagian yang dilingkari pada gambar di atas, Anda akan melihat angka 0.0027. Itulah nilai ATR pada saat itu. Angka inilah yang kita jadikan acuan untuk menentukan level stop-loss, bahkan juga bisa dipergunakan untuk menentukan level take-profit.

Angka 0.0027 berarti bahwa range harga rata-rata adalah 270 pips (quote harga 5 desimal). Dengan kata lain, jika ATR kita plot di chart 1 jam-an (H1/hourly) dengan periode 14, itu artinya range rata-rata dalam 14 jam terakhir adalah sekitar 270 pips. Tentu saja perhitungan rata-ratanya tidak sederhana, melainkan melalui rumus tertentu. Aturan-aturan yang diterapkan dalam pemrograman indikator ATR secara sederhana adalah sebagai berikut:
  • Perbedaan antara harga tertinggi dan terendah periode tertentu;
  • Perbedaan antara harga penutupan sebelumnya dan harga tertinggi saat itu;
  • Perbedaan antara harga penutupan sebelumnya dengan harga terendah saat itu.

Sebagai trader, Anda tidak perlu lagi dipusingkan dengan perhitungan seperti di atas. Anda tinggal melihat nilai ATR terakhir. Seperti contoh di atas, nilai ATR adalah 0.0027. Untuk menentukan di level berapa stop-loss harus kita tempatkan, Anda tinggal mengalikan nilai tersebut dengan dua. Artinya, dengan pembacaan nilai ATR seperti di atas, level stop-loss bisa Anda tempatkan sejauh 2×270, yaitu 540 pips (quote harga dengan 5 desimal).

Misalnya: Anda membuka posisi SELL GBP/USD di harga 1.50794, maka berdasarkan ATR Anda bisa menempatkan level stop-loss sejauh 540 pips di atas 1.50794, yaitu di level 1.51334.

PELUANG BISNIS USAHA Cikarang
Lalu di mana sebaiknya level take-profit Anda tempatkan?
Perhitungannya sama, tinggal kalikan nilai ATR dengan dua. Dengan demikian, Anda bisa menempatkan level take-profit sejauh 540 pips di bawah 1.50794, yaitu di level 1.50254.

Dengan mempergunakan strategi ini, berarti risk-reward-ratio yang Anda terapkan dalam trading forex Anda adalah 1:1. Nah, jika Anda ingin menerapkan reward yang lebih besar daripada risk, Anda bisa memperbesar faktor pengali untuk menetapkan take-profit, misalnya 2,5 kali nilai ATR.

Ada juga beberapa trader yang lebih agresif, misalnya para scalper. Jika Anda adalah scalper dan ingin mempergunakan ATR untuk menentukan level stop-loss dan take-profit, Anda masih bisa mempergunakan ATR dengan cara membagi nilai ATR dengan dua. Jika nilai ATR adalah 0.0027, maka stop-loss dan take-profit ditempatkan sejauh 135 pips di atas dan di bawah level open position Anda.

PELUANG BISNIS USAHA Cikarang

PELUANG BISNIS USAHA Cikarang

PELUANG BISNIS USAHA Cikarang

LihatTutupKomentar